Bantul, Jogja TV | Batik bukan hanya sekedar karya seni yang dapat dinikmati keindahannya semata. Ditangan para perajin yang memiliki kreatifiitas tinggi, batik dapat menjadi suatu karya seni yang memiliki fungsi lebih kompleks serta dapat diaplikasikan kedalam beberapa media. Saat ini batik semakin banyak medapatkan ruang di hati para konsumen yang senang sekali mengoleksi kain ataupun busana yang bercorak batik. Sebagai salah satu kekayaan bangsa Indonesia yang telah diakui dunia, keberadaan batik patut untuk dibanggakan serta tetap dijaga kelestariannya agar tidak tergeser dengan model fashion masa kini yang hadir dengan berbagai macam bentuk. Salah satu cara yang dianggap paling efektif untuk menjaga kelestarian batik ialah dengan memperkenalkan batik melalui suatu pameran. Selain pameran, cara yang dapat ditempuh ialah- dengan adanya lembaga pendidikan yang membuka jurusan dalam hal kriya batik. Dengan adanya hal tersebut, generasi muda akan lebih banyak mengenal batik serta memiliki motivasi untuk menekuni usaha dalam bidang tersebut.

Kebebasan berekspresi dalam hal menciptakan karya seni batik akan menghasilkan suatu karya batik yang memiliki karakteristik tersendiri. Peluang usaha serta nilai estetis yang terkandung dalam batik menjadi daya tarik tersendiri bagi SMSR Yogyakarta untuk membuka satu jurusan baru bagi siswa-siswinya dalam hal seni kriya batik. Jurusan yang tergolong baru dan merupakan angkatan pertama di sekolahan tersebut dirasa sudah memiliki kemampuan yang patut untuk diapresiasi oleh masyarakat pada umumnya. Dengan bermodal kemampuan serta rasa percaya diri yang tinggi, siswa-siswi jurusan kriya tekstil SMSR Yogyakarta bersama-sama mengadakan suatu event pameran batik yang diadakan di Jogja Galeri. Karya-karya batik yang ditampilkan dalam acara pameran ini merupakan karya batik hasil kreatifitas siswa-siswi SMSR Yogyakarta itu sendiri. Dengan berbekal kemampuan yang diperoleh dari praktek kerja lapangan selama 3 bulan, siswa-siswi ini dapat menampilkan suatu karya bernuansa batik yang patut untuk diacungi jempol.

Event pameran yang bertajuk Babad Alas ini merupakan langkah awal yang dilakukan oleh siswa-siswi kriya tekstil angkatan pertama untuk memperkenalkan batik bagi generasi seusianya serta membuka jalan dan memberikan gambaran kedepan bagi adik-adik tingkat yang kelak akan menggantikan posisi mereka. Hal tersebut sesuai dengan tema Babad Alas yang diusung dalam acara tersebut. Yang mana Babad Alas itu sendiri merupakan kata-kata dari bahasa jawa yang yang berarti membabat hutan serta mengandung makna membuka jalan bagi siapapun yang akan melewatinya.

Pameran yang merupakan event perdana dan digelar di luar sekolah ini diikuti oleh 17 siswa kelas 12 jurusan kriya tekstil SMSR Yogyakarta. Selain untuk memperkenalkan hasil karya nya kepada masyarakat umum, pemeran ini juga diselenggarakan dalam rangka memperingati hari batik nasional. Batik yang dipamerkan dalam acara ini memiliki keindahan dan keunikan masing-masing. Karya batik yang disuguhkan pun hadir dalam berbagai variasi teknik membatik, diantaranya ialah batik dengan teknik cap, tulis dan lukis. Motif yang diusung pun juga beragam. Mulai dari motif tradisional, kontemporer maupun gabungan dari keduanya. Dalam pameran ini, masing-masing siswa wajib untuk mengikut sertakan karya buatannya sebanyak 5 buah dan berasal dari jenis karya batik yang berbeda-beda pula.  Siswa dapat menciptakan karya batik dalam bentuk kain, lukisan ataupun benda lain yang yang dapat dipadukan dengan motif batik

Kerja keras serta harapan tinggi yang bersemayam dalam benak para siswa-siswi SMSR Yogyakarta ini berakhir dengan manis. Pameran yang mereka usung, banyak menyedot perhatian masyarakat serta menarik khalayak umum untuk datang dan menyaksikan pameran tersebut. Berkarya dalam bidang batik bukan hanya sekedar teknik menursirkan canthing dan malam pada selembar kain putih semata, akan tetapi membatik merupakan suatu kreatifitas dan imajinasi untuk menciptakan motif tertentu yang memiliki arti serta mengandung nilai estetika tersendiri.