Style Sampler

Layout Style

Patterns for Boxed Mode

Backgrounds for Boxed Mode

GELAR TARI LAKU JANTRA KARYA MAESTRO TEJO SULISTYO

Nov

19

Yogyakarta, Jogja TV | Seni tari merupakan salah satu dari berbagai macam kekayaan seni yang dimiliki oleh Indonesia. Di Yogyakarta, seni tari memiliki tempat tersendiri di hati para masyarakatnya. Selain erotisisme serta kandungan makna yang terdapat di dalamnya, tari juga memiliki fungsi tersendiri bagi para generasi muda ataupun masyarakat pada umumnya. Bagi para generasi muda, tari dapat digunakan sebagai media penyalur bakat serta pelestari kesenian dan budaya yang dalam hal ini ialah seni tari. Sedangkan bagi masyarakat umum, tari dapat menambah ilmu dan wawasan serta pemahaman yang lebih dalam mengenai tari.

JOGJANESIA 16 NOV #1.mp4_000339080

Suatu pagelaran merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk memperkenalkan tari kepada masyarakat umum serta wahana untuk menampilkan bakat-bakat para generasi muda dalam hal tari. Seperti hal nya dengan pagelaran tari yang diselenggarakan di Gedung Sosieter Taman Budaya Yogyakarta dengan tema pendidikan karakter anak melalui tari. Pagelaran yang diprakarsai oleh Tejo Sulistyo ini memiliki tujuan untuk menyongsong para generasi muda Indonesia yang berkarakter dan cerdas namun tetap memegang teguh kedisiplinan pada etika, estetika, bertoleransi tinggi dan memegang teguh tradisi dan kebudayaan.

JOGJANESIA 16 NOV #1.mp4_000165120

Tejo Sulistyo merupakan seorang koreografer serta guru tari yang sangat piawai dan memiliki pengaruh besar dalam dunia seni tradisi gaya Surakarta. Guru tari yang sudah menggeluti dunia seni tari sejak berpuluh-puluh tahun lamanya, saat ini telah memiliki ratusan anak didik yang berada di Paguyuban Wayang  Bocah Kusuma Indriani Yogyakarta dan Sanggar Tari Kusuma Aji Klaten. Selain itu, Tejo Sulistyo merupakan seorang penari legendaris yang berperan sebagai tokoh rama dalam Ramayana Ballet di candi prambanan sejak tahun 1975 hingga sekarang. Berbagai jenis tari garapannya telah dipentaskan di berbagai wilayah baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Dalam lingkup internasional, karya tari garapan Tejo Sulistyo ini telah dipentaskan di beberapa ngara diantaranya ialah Norwegia, Swedia, Denmark, Thailand, Jepang, Singapura, hingga Afrika.

Beberapa karya tari disuguhkan dalam pagelaran kali ini. Yang menjadi keunikan dalam pagelaran kali ini ialah para penari yang menarikan tari garapan Tejo Sulistyo adalah para penari yang masih muda bahkan anak-anak. Tari-tari yang disajikan diantaranya ialah tari Pangabekten yang mana tari ini merupakan tari yang menggambarkan belasan anak-anak yang sedang menghaturkan sembah bekti atau mengucapkan terimkasih dan memohon do’a restu kepada kedua orang tuanya.

JOGJANESIA 16 NOV #1.mp4_000047240

Selain tari Pangabekten, tari lain yang tak kalah menariknya ialah tari Wira Pratama. Tari ini ditarikan oleh 4 orang penari anak-anak secara berpasangan antara laki-laki dan perempuan. Tari ini mengisahkan peperangan antara abimanyu dan ontoseno dan juga antara irawan dan gatutkaca. Tari ini menggunakan beberapa property tari untuk menambah kesan dramatis dalam tari. Property yang digunakan ialah keris dan gada.

JOGJANESIA 16 NOV #1.mp4_000019200

 

JOGJANESIA 16 NOV #1.mp4_000015480

Satu lagi karya tari yang disuguhkan yang tak boleh terlewatkan. Tari ini diberi judul Permadi Suryo Putra. Tari Permadi Suryo Putra merupakan sebuah karya tari yang menggambarkan peperangan antara Permadi (Arjuna) dengan putra dewa surya (Karna). Dalam prateknya, tari ini ditarikan oleh dua orang anak dengan menggunakan properti dadak, keris, gendewo dan panah.

JOGJANESIA 16 NOV #1.mp4_000128120

JOGJANESIA 16 NOV #3.mp4_000100120

Acara pagelaran tari yang sekaligus disuguhkan untuk memperingati hari ulang tahun Tejo Sulistyo yang ke 60 tahun ini  patut untuk diapresiasi. Selain itu, prinsip untuk mengajarkan anak-anak mengenai pengetahuan dalam hal seni merupakan suatu tindakan yang dapat digunakan sebagai cara untuk mempertahankan seni dan budaya di masa depan. Karena dengan hal tersebut, kita secara tidak langsung telah menabung kesenian dan kebudayaan untuk masa depan di dalam diri anak-anak tersebut.

 

Share this with friends