Style Sampler

Layout Style

Patterns for Boxed Mode

Backgrounds for Boxed Mode

Biennale Jogja XIV- Equator #4 “Age of Hope”

Biennale Jogja XIV- Equator #4 “Age of Hope”

Sleman, JOGJA TV|  Event dua tahunan Biennale Jogja kembali digelar di Yogyakarta. Biennale Jogja tahun 2017 merupakan gelaran yang ke 14 sejak digelar pertama kali tahun 1988. Untuk tahun 2017 tim kurator Biennale Jogja mengangkat tema  “Biennale Jogja XIV-Equator #4 “Age of Hope”. Pameran Biennale Jogja akan dibuka pada 2 November 2017 oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, bertempat di Jogja Nasional Museum. Pameran berlangsung sampai tanggal 10 Desember 2017 dan dibuka gratis untuk masyarakat umum.

Pameran seni rupa bertaraf internasional Biennale Jogjasejak taun 2011 mengambil tema Equator. Menurut Kurator Biennale Jogja XIV, Sigit Pius Kuncoro, tema Equator dipilih karena negara-negara yang berada di garis katuliswa memiliki kondisi yang hampir sama, yaitu sama-sama tinggal di iklim tropis dan banyak terjadi konflik. Negara-negara yang berada pada lintasan equator tersebut kemudian bersama-sama mencari satu alternatif baru untuk melihat dunia. “Jadi ini dalam rangka saling belajar dengan negara-negara yang di equator,” kata Sigit.

TEHJA 28 OKTOBER 2017.mpg_000746788

Tahun 2017 negara  yang dipilih sebagai mitra Biennale Jogja adalah Brazil setelah sebelumnya bermitra dengan India, negara kawasan Arab dan Nigeria (Afrika). Brazil yang berada di Amerika Latin dipilih sebagai mitra Biennale Jogja karena negara ini secara alam banyak memiliki kesamaan dengan Indonesia tetapi secara sosial politik sama sekali berbeda.

Biennale Jogja XIV mengangkat tema “Age of Hope”. Pemilihan tema  didasarkan pada kondisi sosial politik yang ada di Brazil dan Indonesia. Kondisi keduanya memiliki kesamaan yaitu kekecewaan dan ketidakpastian hidup. Dalam kehidupan yang penuh ketidakpastian ini apa yang diharapkan menjadi jauh dari kenyataan. Melihat kondisi seperti ini para seniman kemudian mencoba mencari solusi dengan mengubah kekecewaan dan rasa pesimis menjadi sebuah harapan baru. “Ini adalah upaya untuk membalikkan situasi dari harapan hancur menjadi satu harapan baru”, kata Sigit.

Para seniman yang diundang dalam event Biennale Jogja XIV sejumlah 39 seniman, terdiri dari 27 orang dari Indonesia dan 12 orang dari Brazil. Karya seni yang akan dipertontonkan oleh para seniman Brazil kebanyakan adalah karya video. Mereka sudah mempersiapkan karya dengan matang sehingga nantinya bisa menjadi suguhan menarik dalam gelaran Biennale Jogja. Karya-karya mereka antaralain menceritakan soal kekerasan, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan leluhurnya.

Pada acara pembukaan Biennale Jogja tanggal 2 November mendatang para penikmat seni akan dihibur oleh penampilan Daniel yang merupakan seniman Brazil keturunan Indonesia. Dalam performance itu Daniel akan berbicara soal spiritualitas tentang masa lalunya dan identitasnya sebagai seorang keturunan Indonesia. Kakek Daniel berasal daerah Semarang, Jawa Tengah kemudian pindah ke Brazil tahun 1956 dan tidak pernah kembali ke Indonesia. Cerita masa lampau leluhurnya itu akan diceritakan Daniel dalam pertunjukan yang akan ia gelar dalam pembukaan Biennale Jogja. Demikian ungkap Asisten Kurator Biennale Jogja, Adelina Luft.

TEHJA 28 OKTOBER 2017.mpg_000610982

Pameran Biennale Jogja XIV diharapkan bisa menjadi spirit untuk mendalami proses berkesenian. Masyarakat dapat menikmati suguhan seni rupa di main exhibition yang bertempat di Jogja Nasional Museum, mulai tanggal 02 November – 10 Desember 2017, pukul 09.00-22.00 WIB. Selain menyuguhkan kesenian di main exhibition Biennale Jogja juga diramaikan dengan Parallel Event yang akan digelar di beberapa tempat. Untuk informasi selengkapnya dapat dilihat di media sosial Biennale Jogja. (Rum) Sumber: Teras Jogja, sabtu 28/10/17).

 

Tags

Category

Share this with friends

Comments are closed.