Suratimin, Pelestari Hutan Peraih Kalpataru
Gunungkidul, www.jogjatv.tv – Berangkat dari keprihatinan akan rusaknya hutan di desanya, Suratimin (60), seorang warga Dusun Salak, Desa Semoyo, Pathuk, Gunungkidul, bergerak untuk melestarikan hutan rakyat di wilayahnya. Pada tahun 2003, bersama warga setempat, Suratimin membentuk Desa Kawasan Konservasi Semoyo atau DKKS. DKKS tersebut dikelola dengan penataan hutan rakyat dengan melestarikan sejumlah sumber mata air yang ada. Hal ini menjadi media pembelajaran dan laboratorium alam komunitas, dalam melestarikan lingkungan hidup dengan memanfaatkan kearifan lokal. Selain melestarikan hutan, Suratimin juga mendirikan sebuah radio komunitas sahabat tani, bernama Radekka FM, yang hingga kini menjadi media komunikasi antar petani hutan. Berkat usahanya tersebut, Suratimin dianugerahi Kalpataru pada tahun 2013 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain pencapaian Suratimin juga mendapat banyak hambatan dalam upaya pelestarian alam. Selain sulitnya mengubah pola pikir masyarakat, Suratimin juga menghadapi kendala lain, yakni masih adanya warga yang menebang pohon untuk kebutuhan ekonomi, atau disebut tebang butuh hingga saat ini. Untuk menanggulangi hal tersebut, Suratimin tidak berhenti memberikan pemahaman kepada warga tentang usia pohon yang layak ditebang, hingga mendorong upaya penanaman ulang agar hutan tidak habis ditebang. Upayanya melestarikan hutan bahkan kini sudah bisa dirasakan, dimana kandungan oksigen atau karbon yang dihasilkan dari Hutan Semoyo Pathuk meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2011, Hutan Semoyo menghasilkan 32 ton oksigen per hektare, jumlah tersebut naik menjadi 34 ton per hektare setahun kemudian.
Suratimin kini mulai mengembangkan produksi barang dan mebel dari bahan kayu, sehingga para petani hutan dapat menjual kayu dalam bentuk setengah jadi dan bahan jadi. Suratimin yakin, hutan yang lestari bisa menjadi sumber perekonomian bagi petani hutan dan sumber kehidupan bagi manusia. (Anjar Ardityo)
Likes