Merti Dusun Kanoman Tegal Pasar
Bantul, Jogja Tv | Daerah Istimewa Yogyakarta kaya akan tradisi, adat dan budaya. Salah satunya upacara adat merti desa yang merupakan warisan budaya leluhur dari generasi ke generasi. Upacara tradisi memiliki maksud dan tujuannya diantaranya untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan karunia berupa keselamatan dan kesejahteraan hidup berupa hasil pertanian. Sebagai wujud rasa syukur itu, masyarakat kemudian membagikan sebagian rejeki yang diterima melalui upacara adat merti dusun.
Upacara adat merti dusun digelar oleh warga RW 20 Kanoman Tegal Pasar Dusun 5 Karangjambe Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul. Merti Dusun Kanoman Tegal Pasar merupakan upacara yang menjadi tradisi warisan leluhur yang dilaksanakan oleh warga Dusun Kanoman Tegal Pasar hingga sekarang. Kata “Merti” berasal dari bahasa jawa yaitu petri yang berarti memetri atau memelihara. Merti dusun mengandung pengertian memelihara dusun, menjaga, dan melestarikan dengan sebaik mungkin.
Masyarakat Dusun Kanoman Tegal Pasar tampak semangat mengikuti rangkaian merti dusun. Sejak pagi, masyarakat Dusun Kanoman Tegal Pasar sudah mempersiapkan acara merti dusun yang dikemas dengan kirab budaya.
Pagiyanto HS selaku ketua panitia acara merti dusun mengatakan, “ semua warga sangat antusias mengikuti acara ini, bahkan warga luar kampung turut serta meramaikannya”. Tujuan dari merti dusun yang pertama yaitu memohon kepada Tuhan yang Maha Kuasa agar kampung kita selalu diberikan rahmat dan hidayah hingga kesehatan, kemakmuran dan guyub rukun.
Merti dusun ini juga sebagai wahana pemersatu antar padukuhan dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat Dusun Kanoman Tegal Pasar terdiri dari beberapa masyarakat yang mempunyai status sosial, status ekonomi, kepercayaan agama yang berbeda-beda. Sehingga dengan adanya upacara merti dusun, seluruh masyarakat Dusun Kanoman Tegal Pasar dapat berkumpul menjadi satu di suatu tempat tanpa membedakan status sosial, status ekonomi, kepercayaan, agama, derajat, pangkat dan lain sebagainya.
Kirab budaya diawali dari wilayah RW 20. Di tempat inilah seluruh perwakilan Dusun Kanoman Tegal Pasar berkumpul untuk melakukan upacara pemberangkatan kirab budaya. Ratusan warga Dusun Kanoman Tegal Pasar dari lima RT terlibat dalam kirab budaya yang menempuh jarak sekitar empat kilo meter. Masing-masing RT menampilkan gunungan, bergodo prajurit dan kesenian tradisional. Kekompakan dalam kirab budaya ini sangat terlihat, meski dengan penampilan yang berbeda namun mereka selalu mengutamakan rasa kebersamaan. Gunungan hasl bumi dikirabkan sebagai wujud syukur warga atas limpahan rejeki yang diberikan oleh Tuhan YME. Selain itu juga, sebagai bentuk keanekaragaman yang dimiliki Dusun Kanoman Tegal Pasar untuk menuju Dusun yang tentram. Gunungan berupa hasil bumi seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan umbi-umbian.
Setelah selesai kirab budaya, gunungan kemudian diperebutkan kepada seluruh masyarakat. “Setelah finish gunungan diperebutkan oleh seluruh warga siapapun yang ada disitu silahkan mengambil apa yang ada digunungan itu. Sekali lagi untuk merayakan, kata lainnya Ngalap Berkah, jelas Pagiyanto HS.
Serangkaian acara masih dilanjutkan dengan kenduri budaya lintas agama. Jadi semua pemuka agama, dari agama katolik, hindu, budha, islam semuanya jadi satu untuk merukunkan diantara semua warga masyarakat baik itu agama papun kita harus rukun.
Malam harinya dilanjutkan dengan pentas wayang kulit dengan Dalang Ki Seno Nugroho. Pagelaran wayang kulit tersebut menjadi penutup dari semua rangkaian acara merti dusun Tegal pasar. Dengan adanya merti dusun diharapkan agar masyarakat dapat hidup guyub rukun, bersatu, dan berbahagia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat. “ Jadi intinya kita menghibur warga kita. Semuanya ikut termasuk yang anak kos maupun warga pribumi semuanya ikut. Mengumpulkan semua warga tidaklah mudah, maka dengan adanya event ini dapat juga sebagai media untuk menyampaikan pengarahan agar rukun dengan tetangga, keluarga, dan masyarakat” kata Pagiyanto HS. (Tim Jogja TV) Sumber : Adiluhung, selasa, 23/10/2018)
1 Likes