Kirab Tebu Manten Pabrik Gula Madukismo
Bantul, JogjaTV|Arak-arakan prajurit dan kesenian jathilan memeriahkan kirab temanten tebu yang digelar oleh Pabrik Gula Madukismo di Desa Tritonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Kirab temanten tebu merupakan ritual yang rutin digelar tiap tahun yakni saat akan memulai musim giling tebu. Ritual ini dimaksudkan untuk memohon keselamatan agar proses giling tebu berjalan lancar serta agar hasil giling panen tebu lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Layaknya pengantin sesungguhnya, pasangan temanten tebu yang bernama Kyai Tumpak dan Nyai Kasih dikirab dengan kereta mengelilingi pabrik Gula Madukismo sejauh 3 KM. Kirab diawali di halaman gedung Madu Candhya dan berakhir di kompleks Pabrik Gula Madukismo. Masyarakat di sekitar Desa Tritonirmolo, Kasihan, Bantul pun tampak berjejal menyaksikan jalannya kirab temanten tebu.
Sebelum dibawa ke kompleks pabrik gula, pasangan temanten tebu terlebih dahulu dibawa ke Masjid An-Nuur yang terletak di kompleks perumahan sebelah timur pabrik gula Madukismo. Di Masjid An-Nuur pasangan temanten tebu menjalani prosesi ijab qobul dengan mas kawin berupa uang sebesar Rp.40.000,-. Angka ini mengandung harapan agar gula yang dihasilkan dalam proses giling bisa mencapai 40 ribu ton. Pernikahan tebu ini juga bermakna agar hasil panen tebu berikutnya menjadi lebih banyak dari sebelumnya.
Setelah acara ijab qobul selesai pasangan temanten tebu kemudian dibawa ke kompleks pabrik gula untuk kemudian dilakukan upacara srah srahan temanten kepada bagian penggilingan pabrik gula Madukismo.
Pasangan temanten tebu Kyai Tumpak dan Nyai Kasih diikat dan dihias pita warna warni. Pasangan temanten ini menjadi cucuk lampah atau tebu pertama yang akan digiling tahun ini. Tebu yang digiling di pabrik gula Madukismo berasal dari wilayah perkebunan tebu di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Setelah upacara srah srahan temanten tebu selesai kemudian dilanjutkan dengan doa bersama untuk memohon keselamatan. Tebu temanten diletakkan di mesin giling dan pasangan inilah yang akan digiling pertama kali.
Tak lupa pula di sekitar mesin giling juga disediakan sesaji berupa dua kepala sapi yang dikubur di dekat mesin giling, tumpeng, ingkung dan buah-buahan sebanyak 40 buah. Jumlah ini melambangkan unit kerja yang ada di pabrik gula Madukismo.
Keseluruhan tebu yang akan digiling di tahun 2016 sebanyak 550.000 ton. Tebu tersebut berasal dari tebu rakyat kemitraan maupun tebu rakyat mandiri dari sepuluh kabupaten di DIY dan Jawa Tengah. Proses giling berlangsung 160 hari dan ditargetkan bisa menghasilkan gula sebanyak 41.250 ton.
Pabrik gula Madukismo yang berdiri sejak tahun 1955 ini hingga sekarang tetap melestarikan tradisi adiluhung berupa upacara temanten tebu. Dilaksanakannya tradisi ini adalah untuk memohon keselamatan selama proses produksi gula, mulai dari awal tebang, pengangkutan dan penggiling.
Likes