Gebyar Batik Sleman 2018: Upaya Mempertahankan Predikat World Crafts Council (WCC)
Sleman, JOGJA TV| Batik merupakan salah satu warisan budaya leluhur Bangsa Indonesia. Salah satu kota di Indonesia yang terkenal dengan batik adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yogyakarta telah dinobatkan sebagai kota batik dunia. Predikat tersebut dapat diraih bukan hanya karena penjualan atau nilai komersial batik semata tetapi ada kriteria tersendiri yang menjadikan Yogyakarta layak menyandang predikat sebagai kota batik dunia. World Crafts Council (WCC) telah menetapkan tujuh kriteria untuk dasar penetapan predikat tersebut. Tujuh kriteria tersebut meliputi nilai sejarah, orisinil, upaya pelestarian dengan regenerasi, nilai ekonomi, ramah lingkungan, memiliki reputasi internasional, dan memiliki komitmen yang berkesinambungan. Empat tahun sudah predikat tersebut berhasil dipertahankan.
Hingga saat ini, upaya untuk mempertahankan predikat Yogyakarta sebagai kota batik dunia terus dilakukan. Salah satunya dengan cara menyelenggarakan Gebyar Batik Sleman 2018. Hal tersebut bertujuan untuk mendukung pelaksanaan Jogja Internasional Batik Biennale (JIBB) sebagai upaya untuk mempertahankan predikat Yogyakarta sebagai kota batik dunia. Jogja International Batik Biennale (JIBB) merupakan acara yang digelar setiap dua tahun sekali. Acara tersebut bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap perkembangan batik di Indonesia. Gebyar batik Sleman 2018 yang digelar di Hotel Alana Yogyakarta diisi dengan berbagai acara yang meliputi bazar dan pameran batik IKM di wilayah Kabupaten Sleman dan DIY, fashion show, workshop “Äyo Membatik”, dan talkshow interaktif seputar batik.
Workshop “Ayo Membatik” merupakan kegiatan yang digelar pada acara Gebyar Batik Sleman 2018. Kegiatan tersebut diikuti oleh masyarakat umum, asosiasi batik, IKM batik, dan siswa sekolah. Workshop “Ayo Membatik” bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan edukasi mengenai proses membatik pada masyarakat umum maupun siswa sekolah.
Dalam workshop “Ayo Membatik” peserta dilatih tahapan-tahapan membatik diantaranya yaitu menggambar motif batik, membatik dengan canting yang berisi malam cair, pewarnaan, dan pelorodan. Lina selaku anggota dari Asosiasi batik Mukti Manunggal menambahkan, bahwa tahapan-tahapan dasar tersebut sebagai dasar untuk anak-anak agar belajar membatik lebih menyenangkan. Menurutnya, tahapan-tahapan untuk anak-anak itu berbeda dengan orang dewasa.
Para siswa sangat antusias dalam mengikuti workshop tersebut. Mereka mengikuti tahapan demi tahapan dalam proses membatik. Diawali dengan membuat pola pada selembar kain putih yang seukuran sapu tangan. Selanjutnya mereka membatik dengan menggunakan canting yang berisi malam atau lilin cair.
Dengan telaten, anak-anak pun mulai menorehkan canting berisi malam atau lilin cair. Setelah proses membatik selesai lalu dilanjutkan dengan proses pewarnaan. Saat proses pewarnaan, anak-anak hanya mewarnai dengan satu macam warna, karena mereka sedang dalam tahap belajar.
Proses terakhir yang harus dilakukan dalam tahapan membatik adalah proses pelorodan. Kain-kain yang sudah diwarnai selanjutnya dilorot untuk menghilangkan malam dari kain. Dalam proses ini, kain-kain yang sudah diwarna dimasukkan ke dalam air mendidih. Para peserta yang sebagian besar adalah siswa SD tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut. Meskipun mereka belum pernah melakukannya, akan tetapi mereka tampak senang dengan mengikuti kegiatan tersebut.
Selain workshop “Ayo Membatik”, dalam Gebyar Batik Sleman 2018 terdapat acara bazar dan pameran batik. Bazar dan pameran batik yang digelar dalam Gebyar Batik Sleman 2018 menampilkan karya-karya para perajin batik di Kabupaten Sleman dan kabupaten lainnya di DIY. Masing-masing stand menampilkan batik yang beragam, seperti batik tulis, batik cap, maupun batik kombinasi tulis dan cap. Dapat ditemui juga motif tradisional. Selain itu, motif batik yang ditampilkan pun sesuai dengan ciri khas masing-masing kabupaten kota di DIY. Warna kain batik yang ditampilkan juga lebih banyak menggunakan pewarnaan alam yang ramah lingkungan.
Salah satu kelompok batik yang memproduksi kain batik dari pewarna alam yang ramah lingkungan adalah “Poncowarno”. Hal tersebut diungkapkan oleh Mega, bahwa Kelompok Batik Poncowarno menyediakan batik pewarna alam dan sintesis. Akan tetapi Mega belum dapat mengambil keputusan akan fokus pada pewarna alam atau sintesis.
Selain dari Kabupaten Sleman, bazar dan pameran batik juga diikuti IKM dari kabupaten kota lainnya di DIY. Salah satunya rumah produksi batik yang bernama Batik Omah Melati dari Gunung Kidul. Seperti halnya kelompok batik Poncowarno, Batik Omah Melati juga menyediakan batik tulis, cap, maupun batik kombinasi dengan proses pengerjaan dan harga yang bervariasi. Mulai dari ratusan hingga jutaan.
Gebyar Batik Sleman 2018 memberikan ruang bagi perajin batik khususnya pemula untuk menampilkan karya-karya batik terbaiknya. Seperti halnya Mega dan Yanti, mereka masih tergolong dalam perajin batik pemula. Akan tetapi mereka berkesempatan ikut serta dalam acara tersebut. Mereka berharap semoga batik dapat semakin maju, berkembang, dan mendunia. Selain itu, besar harapan mereka untuk pameran batik akan terus diselenggarakan, begitu juga lomba-lomba membatik. Karena dengan itu, sesama perajin batik dapat saling memberi ilmu pengetahuan satu sama lain mengenai batik. (Tim Jogja TV) Sumber: Amazing Batik, kamis 27/09/2018)
Likes