Bantul, JOGJA TV| Pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai warisan budaya dunia berdampak signifikan pada perkembangan usaha batik di tanah air. Kini, rumah produksi batik makin banyak bermunculan. Masing-masing rumah produksi batik mengusung ciri khas sendiri-sendiri sehingga membuat persaingan usaha berjalan sehat. Ya-Halwa adalah salah satu rumah produksi batik yang memfokuskan diri pada pewarnaan yang tajam sehingga tampak beda dengan produksi batik lainnya.

Rumah batik Ya-Halwa terletak di Jalan Bantul KM 9 Piringan, Pendowoharjo, Sewon, Bantul. Rumah batik ini berdiri sejak 15 tahun lalu. Pemilik rumah batik Ya-Halwa, Wiwin  menjalankan bisnis batik ini karena rasa cintanya terhadap warisan budaya nenek moyang. “Pertama saya bermula dari hoby, yang kedua saya suka batik. Saya mencintai batik warisan budaya Indonesia,” tandasnya.

Dalam menjalankan bisnis inipun tidaklah mudah namun penuh perjuangan dan tekad kuat. Berawal dari mendirikan lapak kecil yang  buka setiap hari minggu di Bundaran UGM kini sang pemilik Ya-Halwa, Wiwin mampu mengembangkan bisnisnya menjadi sebuah UKM batik yang bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi banyak orang.

Ya-Halwa memproduksi batik dengan motif-motif klasik seperti parang, barong, trumtum, sidoluhur, kawung dan lain-lain. Motif-motif ini sudah terkenal mengandung nilai filosofi tinggi. Untuk membuat tampilan batik supaya terlihat menarik maka untuk pewarnaannya dibuat lebih tajam dan kualitasnya dibuat bagus. Inilah ciri khas batik besutan Ya-Halwa. “saya mempunyai pewarnaan yang tajam, kualitas yang saya jaga. Dan setiap klien yang pakai dia sudah bisa menebak bahwa itu produksi dari batik Ya-Halwa”, ungkap Wiwin.

Karena kualitasnya yang bagus maka produk batik Ya-Halwa banyak dikenal orang. Untuk pemasarannya pun hanya melalui gethok tular atau dari mulut ke mulut. Meski demikian customernya makin banyak dan bahkan sampai ke luar Jogja seperti Jakarta.

Ya-Halwa menyediakan aneka ragam corak batik dengan teknik pengerjaan yang berbeda-beda. ada  batik tulis, batik cap maupun batik kombinasi yakni perpaduan antara batik tulis dan cap.

Batik tulis dibuat dengan menggunakan canting. Proses pembuatannya lebih rumit dan membutuhkan ekstra ketelatenan sehingga untuk menghasilkan selembar kain batik tulis dibutuhkan waktu yang relatif lama, bisa mencapai sekitar dua minggu hingga sebulan tergantung dari tingkat kerumitan. Karena proses pembuatannya yang rumit dan penuh kesabaran maka pembuatan batik tulis biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. Khusus untuk mengerjakan batik tulis Ya-Halwa dibantu oleh tujuh orang karyawan perempuan.

Sementara itu, batik cap  dibuat dengan menggunakan alat cap yang terbuat dari bahan tembaga.Proses pembuatan batik cap relatif lebih mudah dan cepat selesai. Oleh karena proses pengerjaannya yang tidak begitu membutuhkan ketelatenan maka biasanya pembuatan batik cap dikerjakan oleh kaum laki-laki. Untuk tenaga yang mengerjakan batik cap ini Ya-Halwa memiliki empat karyawan yang semuanya laki-laki.

Dalam hal ini proses pembuatan batik pun terlihat menentukan gender. Batik tulis yang  proses pembuatannya membutuhkan kesabaran biasanya identik dengan kaum hawa. Oleh karena itu tidak mengherankan jika kaum wanita kebanyakan mengambil peran ini. Sedangkan batik cap yang pembuatannya lebih cepat dan tidak begitu membutuhkan unsur ketelatenan maka cenderung lebih banyak dikerjakan oleh kaum laki-laki.

Disamping batik tulis dan batik cap Ya-Halwa juga memproduksi batik kombinasi yaitu perpaduan antara tulis dan cap.

Ya-Halwa tidak hanya memproduksi batik dalam bentuk lembaran kain tetapi juga membuat busana batik dengan model yang up to date. Dalam membuat busana batik ini Ya-Halwa juga memiliki tenaga penjahit yang professional.

Dengan mengikuti perkembangan dunia fashion yang up to date Rumah Batik Ya-Halwa ingin menjadikan batik sebagai busana yang dicintai semua kalangan, tidak terbatas usia. Busana batik karya Ya-Halwa dikerjakan oleh tangan-tangan terampil sehingga anak muda pun bisa terlihat trendy mengenakan busana batik.