Share this with friends
Nov
10
Bantul, Jogja TV | Indonesia dan seni budayanya merupakan satu kesatuan yang tak akan ada habisnya. Berbagai macam kesenian serta kebudayaan lahir dan berkembang dengan pesat di negri ini. Inilah yang menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang istimewa, karena memiliki suatu kekayaan dan keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh bangsa lainnya. Berbagai acara serta pertunjukan seni kerap digelar untuk memperkenalkan seni dan budaya yang dimiliki kepada khalayak umum baik masyarakat lokal maupu mancanegara. Salah satu acara yang baru saja di gelar ialah Pentas Seni 200 Tahun Serat Centhini, yang mana acara ini merupakan suatu pertunjukan seni yang digelar untuk memperingati lahirnya serat centhini yang ke 200 tahun. Serat centhini merupakan karya sastra besar yang lahir sejak 200 tahun silam yang ditulis oleh 3 orang abdi dalem pujangga kasunanan Surakarta dibawah perintah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Amangku Negara 3 atau Sunan Pakubuwana ke 5.
Berbagai sajian pentas seni dan pameran disuguhkan untuk memeriahkan acara ini. Beberapa acara tersebut diantaranya ialah pameran lukisan, seminar budaya, serta pertunjukan teatrikal tari. Peringatan 200 tahun serat centini kali ini diselenggarakan di kota Magelang yang mana kota ini merupakan kota yang terkenal dengan penyumbang salah satu dari tujuh kajaiban dunia yaitu candi Borobudur. Acara peringatan 200 tahun serat centini ini juga bertepatan dengan event Borobudur Writers & Culture Festival yang ke 5.
Borobudur Writers & Culture Festival ini adalah event tahunan yang mana merupakan suatu pesta literasi serta pameran seni visual baik seni lukis, seni tari, pujangga ataupun seni fotografi. Beragam karya seni yang ditampilkan dalam acara ini berasal dari berbagai daerah diseluruh Indonesia. Acara Borobudur Writers & Culture Festival ini bertempat di garda depan venue De Heritage Convention Center pelataran resort & spa kota Magelang. Mayoritas karya yang disuguhkan dalam pameran ini mengandung unsur erotisisme dan religiusitas yang terdapat dalam naskah-naskah serat centhini. Salah satu karya yang banyak menyedot perhatian pengunjung ialah karya lukis buatan Edi Susanto yang mana karya buatannya ini merupakan visualisasi dari serat centini serta menceritakan sebagian sejarah dari serat centini itu sendiri.
Selain pameran karya seni visual dari Borobudur Writers & Culture Festival, peringatan 200 tahun serat centhini ini juga menyuguhkan pertunjukan seni teater yang digelar di Gelanggang Olahraga Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius Mertoyudan kota Magelang. Pertunjukan teatrikal tari ini mengangkat judul Centhini Mbungkus yang mana kandungan cerita yang ada di dalamnya juga mengambil unsur-unsur yang ada di dalam serat centhini.
Pertunjukan seni teater ini bayak mendapat apresiasi dari masyarakat sehingga banyak pula warga yang antusias datang untuk menyaksikannya. Tak hanya orang dewasa saja, remaja, anak-anak serta warga yang berasal dari luar kota pun juga hadir dan bersama-sama menikmati sajian pertunjukan tersebut.
Pertunjukan lain yang tak kalah unik dan menarik ialah sajian puisi dengan judul Siti Surabaya yang dibawakan secara apik dan menyentuh oleh F. Aziz Manaf. Kesan imajinatif dan syarat akan kritik social yang terkandung dalam puisi tersebut mampu memukau orang yang mendengarkannya. Ditambah lagi dengan penyampaian yang dilakukan dengan penghayatan tinggi akan semakin membuat penonton ikut hanyut dalam suasana didalamnya.