Share this with friends
Aug
26
Gunungkidul, Jogja TV|Bagi masyarakat Gunungkidul Merti dusun atau Rasulan merupakan upacara adat yang sangat dinanti-nanti. Upacara adat Rasulan hingga kini masih tetap lestari. Bahkan sebagian besar warga yang ada di perantauan pun menyempatkan diri pulang untuk ikut merayakan Rasulan. Tak terkecuali Merti dusun Siyono Kidul, Desa Logandeng, Kecamatan Playen Gunungkidul. Warga setempat tampak antusias ambil bagian dalam upacara adat tersebut.
Dalam upacara adat Rasulan tersebut dimeriahkan dengan kirab gunungan dan tumpeng persembahan dari warga lima RT di Dusun Siyono. Gunungan dibuat dari hasil bumi berupa aneka sayuran dan palawija dan ada juga yang terbuat dari kemasan teh dan kopi. Gunungan dibuat sesuai dengan keinginan warga. Hasil pertanian yang dirangkai menjadi sebuah gunungan ini menunjukkan rasa syukur masyarakat atas limpahan rejeki dari Tuhan berupa hasil panen yang baik.
Perayaan Rasulan tampak meriah karena seluruh warga Desa Logandeng ikut terlibat dalam upacara ini. Desa Logandeng sendiri terdiri dari 10 padukuhan dan dibagi menjadi dua bagian yakni Logandeng Utara yang terdiri dari Padukuhan Jalakan, Plembon Lir, Plembon kidul, Pager dan Logandeng. Sedangkan Logandeng selatan terdiri dari Padukuhan Siyono wetan, Siyono Kulon. Siyono kidul, Siyono Tengah dan Glidag.
Waktu pelaksanaan upacara Rasulan untuk Logandeng Utara dilaksanakan pada hari senin pahing sedangkan untuk Logandeng selatan dilaksanakan pada senin kliwon dan dipusatkan di Siyono kidul. Kirab dimulai dari Dusun Siyono Kidul menuju Balai Dusun Siyono Kidul. Jalannya kirab yang mengarak gunungan dari lima RT ini menyita perhatian warga.
Sesampainya di Balai Dusun Siyono Kidul dilakukan upacara serah terima gunungan yang melibatkan perwakilan seluruh RT di Siyono Kidul. Setelah upacara serah terima gunungan, seluruh warga yang hadir menuju pendopo mengikuti doa bersama dan kenduri.
Doa bersama dan kenduri merupakan wujud syukur dan permohonan keselamatan bagi seluruh warga. Dalam kenduri ini juga dibagikan ambengan atau makanan yang dibawa oleh warga sebagai bentuk shodaqoh agar rejeki yang mereka dapat selalu barokah.
Tiba saatnya moment yang dinanti oleh warga yakni perebutan gunungan. Rebutan gunungan bukan hanya sekedar rebutan belaka namung dibalik itu ada makna ngalab berkah yang hingga kini diyakini warga bisa mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
Suasana Balai Dusun Siyono Kidul terlihat begitu meriah dengan hadirnya banyak warga yang ikut memeriahkan merti dusun Siyono. Tak hanya asyik ikut rebutan gunungan tapi warga pun dihibur dengan kesenian andalan Dusun Siyono Kidul yakni seni gejog lesung dan reog. Kegembiraan warga terluapkan dalam event tahunan ini. Inilah upacara adat yang dinanti-nanti oleh warga. segmen 2 menit 08’58 gbr gejog lesung.
Upacara adat Merti Dusun atau Rasulan masih relevan diterapkan dalam kehidupan era sekarang. Selain sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa upacara Rasulan juga bisa menjadi media yang efektif untuk mengikat persaudaran antar warga.