Share this with friends
Feb
09
Sleman, JOGJA TV| Pesatnya kemajuan teknologi dan komunikasi ternyata dimanfaatkan oleh beberapa oknum untuk sengaja menyebarkan berita palsu atau hoax dengan tujuan menyesatkan. Mulai pertengahan 2016 sampai saat ini penyebaran berita hoax yang berisi fitnah dan hasutan melalui media sosial semakin meluas. Jika tidak segera diatasi maka penyebaran berita hoax bisa mengancam perpecahan bangsa Indonesia yang beragam. Untuk itu, hoax harus dilawan. Topik hangat ini diangkat dalam Talkshow Teras Jogja edisi Senin (23/01/17) di Studio Jogja TV.
Maraknya berita-berita hoax yang berisi hasutan dan fitnah di media sosial menimbulkan rasa keprihatinan di masyarakat. Mereka pun melakukan perlawanan terhadap berita hoax ini dengan membentuk grup-grup anti hoax, seperti Indonesia Hoax Community, Indonesia Hoax Buster, Seloci dan lain sebagainya. Namun karena penyebaran hoax semakin masiv maka grup-grup anti hoax itu pun kuwalahan menghadapinya. Berangkat dari kondisi ini lalu terbentuklah suatu perkumpulan yang disebut Masyarakat Anti Fitnah Indonesia yang sudah melakukan deklarasi nasional di Jakarta pada 01 Desember 2016. Terbentuknya perkumpulan ini juga diikuti dengan deklarasi relawan di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Yogyakarta, Batam, Solo, Semarang, Purworejo dan lain-lain.
Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, Septiaji Eko Nugroho mengatakan komunitas ini bertujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia menggunakan literasi dengan baik sekaligus mengajak masyarakat untuk menggunakan media sosial dengan lebih cerdas. Masyarakat Anti Fitnah Indonesia mempunyai visi misi sangat jelas yakni memperkuat antar elemen bangsa yang beragam sehingga bisa saling bersinergi, berkolaborasi, saling menginspirasi dan bukan saling memecah belah.
Salah satu tugas yang dikerjakan oleh komunitas ini adalah mengarahkan para remaja mulai dari tingkat SMP hingga Mahasiswa agar mereka dapat menggunakan media sosial dengan baik sehingga tidak mudah termakan oleh berita-berita hasutan yang berisi permusuhan dan kebencian.
Saat ini 130 juta penduduk Indonesia adalah pengguna internet. Dari jumlah ini sekitar 100 juta orang adalah pengguna media sosial. Namun meski sudah banyak penduduk Indonesia yang melek teknolog tetapi tingkat literasi masyarakat Indonesia berada pada urutan ke 2 dari bawah. Ini sangat memprihatinkan sekali sehingga komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia berupaya mengajak masyarakat agar membaca berita secara cerdas dengan cara mencari sumbernya dengan jelas.
Untuk mengetahui kebenaran berita yang beredar di media sosial maka masyarakat yang mempunyai account Facebook bisa bergabung dalam grup Forum Anti Fitnah Hasut dan Hoax. Di forum ini para netizen bisa mengetahui apakah berita yang sedang dibacanya merupakan berita asli atau hanya sekedar hoax.Koordinator YojoMase Purworejo, Bachtiar mengaku merasa mudah mendapatkan berita yang benar setelah bergabung dengan grup tersebut.
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia berkomitmen melawan berita hoax dengan cara mengajak masyarakat kembali kepada norma kesopanan dan agama saat menggunakan media sosial. Jangan sampai media sosial dijadikan alat untuk memfitnah yang pada akhirnya dapat menimbulkan perpecahan. “Tahan jempol sebelum shared berita. Jempolmu gunakan untuk kepentingan ibu pertiwi jangan untuk kepentingan pribadi,” tegas Septiaji Eko Nugroho.