Style Sampler

Layout Style

Patterns for Boxed Mode

Backgrounds for Boxed Mode

BLUSUKAN DI KOTA SEJUTA BUNGA Eps. 2

Nov

15

Magelang, Jogja TV | Destinasi blusukan kali ini masih akan berada di kota sejuta bunga yang memiliki suasana tenang, bersih dan sejuk. Kesejukan dan keindahan kota ini semakin terasa dengan adanya sebuah bukit kecil nan hijau yang berada di tengah kota. Sama dengan minggu lalu, blusukan kali ini masih akan mengulik mengenai serat centhini dalam event Borobudur Writters & Culture Festival. Jika Minggu lalu kita membahas sekelumit tentang serat centini, kali ini kita akan mengulik lebih dalam mengenai serat centhini.

BLUSUKAN_4 NOVEMBER  2016_SEG 1.mpg_000015480

Serat centhini merupakan karya sastra terbesar dalam kesusastraan jawa baru yang lahir sekitar awal abad 19 silam. Jika dilihat dari sejarah lahirnya serat centhini, di era abad 19 merupakan saat dimana berbagai macam permasalahan sosial, ekonomi dan politik sedang terjadi khususnya di jawa. Liberalisme, industrialisme, pertempuran antara Perancis dengan Inggris serta hilangnya kekuasaan dari raja-raja jawa menjadikan cikal bakal lahirnya serat centhini ini. Berbagai macam permasalahan yang terjadi pada abad 19 silam dapat menjadi perbandingan dan referensi mengenai berbagai permasalahan yang terjadi saat ini pula.

Acara Borobudur Writters & Culture Festival merupakan suatu event yang menjadi tempat berkumpul para penggiat budaya dan penulis kreatif yang mau belajar membaca teks-teks kultural nusantara. Tujuan dari hal tersebut ialah untuk mendalami khasanah budaya nusantara menjadi Indonesia yang berperadapan. Event Borobudur Writters & Culture Festival ini diadakan untuk menunjukan rasa apresiasi yang tinggi terhadap serat centhini sebagai kitab klasik budaya jawa. Tak hanya serat centhini saja yang dibahas dalam acara ini, melainkan juga membahas mengenai kitab-kitab klasik budaya melayu, bugis, sunda, batak serta jawa pinggiran.

BLUSUKAN_4 NOVEMBER  2016_SEG 1.mpg_000140040

Di dalam serat centhini mengandung berbagai macam pelajaran hidup yang dapat dijadikan sebagai pedoman. Serat centhini juga mengandung berbagai macam kajian yang berhubungan dengan erotism dan kerohanian. Berbagai pedoman hidup yang berasal dari pengalaman para leluhur terdahulu dapat dijadikan pelajaran hidup bagi manusia dimasa kini dan masa yang akan datang.

Setelah di gelar di The Heritage Convention Center Pelataran Borobudur Resort & Spa, Borobudur Writters & Culture Festival dilanjutkan ke Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius Mertoyudan Magelang. Berbagai macam pertunjukan centhini gunung digelar di tempat ini, seperti pertunjukan tari, pembacaan puisi dan dongeng. Pertunjukan dongeng disini di lakukan oleh seorang seniman dari Aceh yang bernama PM Toh. Cerita yang dibawakan mengambil kisah dari serat centini bagian pertama yaitu menceritakan tentang tokoh Jayen Sari yang sedang mengembara mencari adiknya hingga bertemu dengan seorang pertapa perempuan yang bernama Raras Suci. Pertapa ini memutuskan untuk tidak menikah selama hidupnya setelah membaca 1 hadist dalam serat centhini.

BLUSUKAN_4 NOVEMBER  2016_SEG 3.mpg_000292840

BLUSUKAN_4 NOVEMBER  2016_SEG 2.mpg_000035520

Selama 10 tahun terakhir ini, serat centhini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris  dengan isi yang lbih singkat dan lebih mudah untuk dipelajari. “Serat centhini harus terus disederhanakan dalam bahasa yang lebih ringkas agar lebih mudah dipahami oleh para generasi muda”, ujar PM TOH selaku seniman yang hadir dalam acara centhini gunung.

 

BLUSUKAN DI KOTA SEJUTA BUNGA Eps.1 bisa kamu lihat di http://jogjatv.tv/events/blusukan-di-kota-sejuta-bunga/

Share this with friends