Share this with friends
Nov
15
Gununga Kidul, Jogja TV | Selain sebagai kekayaan dari sebuah budaya, tradisi juga dapat digunakan sebagai alat yang dapat mempersatukan serta meningkatan rasa persatuan dan kesatuan antar sesama warga masyarakat. Tradisi memang selayaknya dilestarikan sebagai wujud penghargaan terhadap kerja keras para leluhur terdahulu. Bagi masyarakat yang memiliki kecintaan tersendiri dalam hal tradisi, akan menganggap hal tersebut sebagai suatu hal yang sakral dan akan terus diperingati serta dilaksanakan. Seperti hal nya dengan warga masyarakat Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul yang menjunjung tinggi serta sangat menghormati akan adanya tradisi. Tradisi yang rutin dilakukan oleh masyarakat desa Karangrejek salah satunya ialah bersih desa. Tradisi bersih desa ini dilakukan warga sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah yang telah diberikan selama ini. Antusiasme warga dalam pelaksanaan acara bersih desa ini patut untuk diacungi jempol. Seluruh warga dari berbagai kalangan usia turut meramaikan acara ini. Tak heran jika acara ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan salah satunya ialah dari Dinas Sosial Provinsi Yogyakarta.
Tradisi bersih desa atau yang sering disebut oleh masyarakat desa Karangrejek dengan istilah rasulan ini merupakan tradisi yang diperingati setiap satu tahun sekali yang diadakan antara bulan Mei hingga bulan September. Penetuan hari untuk melaksanakan tradisi ini ialah setiap hari Senin Wage menurut penanggalan jawa. Desa Karangrejek merupakan suatu desa yang terdiri dari 7 pedukuhan yaitu pedukuhan Karangduwet 1, Karangduwet 2, Karanggumuk 1, Karanggumuk 2, Karangsari, Karangrejek dan pedukuhan Mblimbing. Setiap pedukuhan wajib berpartisipasi dalam acara ini dengan menyajikan satu buah gunungan yang beriskan hasil bumi. Gunungan yang disajikan ini nantinya akan digunakan saat prosesi kirab budaya serta upacara adat yang pada akhirnya gunungan tersebut akan diperbutkan oleh para warga yang hadir dalam acara bersih desa tersebut.
Kirab gunungan ini adalah bagian yang memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Kirab gunungan akan dimulai dari desa Karangrejek menuju balai desa Karangrejek. Jarak yang harus ditempuh dalam melakukan kirab gunungan ini ialah sekitar 2 km. Tak hanya gunungan saja yang disajikan dalam kirab budaya ini. Berbagai macam kesenian lokal hasil kreatifitas dari masing-masing pedukuhan pun juga turut menyemarakkan prosesi kirab ini. Kesenian tersebut diantaranya ialah reog, tari-tarian, campursari, jathilan, wayang cakruk yang merupakan bantuan dari Dinas Sosial Provinsi DIY dan wayang kulit.
Prosesi kirap ini menjadi semakin meriah dan menarik perhatian banyak warga dengan adanya arak-arakan prajurit bergodo lombok abang wirotamtomo yang mana bergodo lombok abang ini merupakan prajurit yang terkenal dengan baju nya yang serba berwarna merah.
Sesampainya di balai desa, masyarakat yang melakukan kirab akan disambut oleh Bupati Gunung Kidul dan perangkat desa Karangrejek. Setelah semua warga berkumpul di balai desa, prosesi selanjutnya yang harus dilakukan ialah serah terima gunungan kepada Kepala Desa yang dilakukan oleh salah seorang perwakilan dari masing-masing pedukuhan. Seusai melakukan prosesi serah terima gunungan, seluruh warga akan berkumpul di pendopo balai desa untuk mlakukan do’a bersama dan kenduri yang mana do’a dan kenduri tersebut akan dipimpin oleh ulama desa setempat. Kenduri atau makan bersama ini merupakan suatu bentuk sodaqoh atas rizki yang telah mereka dapatkan. “Dengan adanya kenduri ini diharapkan desa Karangrejek akan selalu diberikan keselamatan, menjadi warga yang guyub rukun, maju bareng membangun desa serta kelak dapat menjadi desa budaya”, ujar Marjono selaku Kepala Desa Karangrejet.
Tak hanya warga sekitar yang tertarik untuk menyaksikan prosesi kirab budaya ini, banyak pula warga rantau yang menyempatkan waktunya untuk pulang dan mengikuti prosesi tradisi bersih desa ini. Anak-anak, remaja, orang tua bahkan lansiapun tertarik untuk menyaksikannya. Warga yang tertarik untuk menyaksikan acara ini telah berkumpul dan berjajar di sepanjang jalan yang merupakan rute yang akan dilalui untuk kirab budaya.
Anak-anak dari pedukuhan masing-masing pun juga turut andil dalam prosesi bersih dusun ini. Anak-anak ini juga turut menampilkan kesenian yang ada di dusun mereka masing-masing. Dengan adanya didikan kepada generasi muda sejak dini, diharapkan kelak tradisi seperti ini akan tetap dapat berlangsung seiring berjalannya waktu.