Mantaran Batik Manfaatkan Warna Alam
Sleman, JOGJATV! Tak ingin waktu luang terbuang sia-sia, sekelompok ibu-ibu di Dusun Mantaran, Desa Trimulyo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman melakukan aktivitas membatik untuk menambah penghasilan keluarga. Para pembatik yang sebagian besar merupakan buruh tani ini mengikuti pelatihan membatik selama seminggu. Kini, mereka sudah terampil membatik meskipun Mantaran Batik baru dirintis selama setahun, tepatnya pada 6 Juli 2016.
Awalnya ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok Mantaran Batik tidak memiliki keahlian membatik. Namun setelah mengikuti pelatihan membatik selama seminggu mereka akhirnya terampil menorehkan canting di atas lembaran kain.
Dalam memproduksi batik, Mantaran Batik melihat peluang pasar agar batik yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk batik lainnya. Kelompok ini focus menggunakan zat pewarna alam yang saat ini makin digemari konsumen. Warna alam sengaja dipilih karena selain diminati pasar juga sangat aman bagi kesehatan dan lingkungan sekitar. Zat warna alam yang digunakan untuk mewarnai batik diambil dari bagian-bagian tanaman, seperti kayu, daun, bunga, akar dan kulit buah.
Selama ini ada anggapan bahwa pengerjaan batik warna alam harus melalui proses pencelupan berulang kali bahkan bisa mencapai 15 kali. Selain itu, warna yang dihasilkan juga terlihat kurang cerah alias kusam. Ternyata anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Dengan proses pewarnaan yang tepat batik warna alam bisa tampil cerah tak kalah dengan batik warna sintetis. Bahkan untuk proses pencelupan warna pun cukup hanya dilakukan dua hingga tiga kali sudah bisa menghasilkan warna yang cerah. Batik warna alam tampil ekslusif karena tidak bisa diproduksi secara masal. Setiap proses pewarnaan menghasilkan warna yang berbeda dalam setiap kain. Hal ini karena penggunaan zat warna alam sangat tergantung pada cuaca, jenis tumbuhan yang digunakan dan umur tanaman.
Melihat pangsa pasar yang cukup prospek maka ibu-ibu yang tergabung dalam Mantaran Batik memproduksi batik dengan menggunakan pewarna alam. Respon dari konsumen lumayan bagus. Hal ini terbukti dari banyaknya pesanan yang diterima meski kelompok batik yang beranggotakan 20 orang ini belum lama berdiri. Pemerintah desa setempat mendukung batik Mantaran agar berkembang lebih pesat. Seluruh pamong desa pun memakai batik karya ibu-ibu Dusun Mantaran.
Likes