Share this with friends
Jul
07
Sleman, JOGJA TV| Ketrampilan membatik tidak hanya dimiliki oleh orang-orang keturunan pembatik saja. Namun kegiatan membatik dapat dilakukan oleh siapa saja asalkan memiliki semangat untuk belajar. Ini pula yang dilakukan oleh sekelompok ibu-ibu di Dusun Nologaten, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Berkat mengikuti pelatihan selama 10 hari yang diselenggarakan oleh pihak Pemerintah Desa setempat, ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Jasmin akhirnya bisa membatik. Bahkan mereka sudah membentuk kelompok batik bernama Batik Nologaten dan mampu menerima pesanan batik dari konsumen.
Kelompok Batik Nologaten beranggotakan 20 orang ibu-ibu warga Dusun Nologaten, Caturtunggal. Kelompok batik ini baru berdiri pada 10 maret 2017. Ketua TP PKK Desa Caturtunggal, Soytaningtyas Kumala Ratna mengatakan berdirinya kelompok Batik Nologaten selain bertujuan untuk melestarikan batik yang merupakan bagian dari keistimewaan Yogyakarta juga dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, serta mempererat kegiatan sosial di masyarakat Nologaten.
Para ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Batik Nologaten biasa membatik pada saat waktu senggang yakni pada hari jumat-minggu. Karena pada saat weekday, senin-rabu mereka rata-rata bekerja secara formal. Namun apabila ada pesanan batik mereka akan mengerjakannya setiap hari mulai dari pukul 08.00-17.00 WIB. “Kalau banyak pesanan kita produksi setiap hari bahkan bisa satu hari itu dari jam 08.00 sampai pukul 17.00 WIB,”kata Ketua Kelompok Batik Nologaten, Wahyu Hanani.
Kelompok Batik Nologaten memproduksi batik tergantung dari pesanan. Kelompok tersebut pernah menerima pesanan sebanyak 100 lembar kain batik dalam waktu sebulan. Untuk memenuhi pesanan itu para anggota bekerja ekstra dan setiap harinya memproduksi minimal 10 lembar kain batik.
Batik yang diproduksi berupa batik kombinasi cap dan tulis. Namun untuk batik tulis belum bisa membuat batik tulis murni, “Batik tulisnya kita baru ngeblad jadi belum bisa tulis murni,” kata Wahyu Hanani.
Jenis pewarna yang digunakan meliputi warna sintetis dan warna alam. Untuk warna sintetis ada naptol, remasol dan indigosol. Sedangkan pewarna alam dibuat dari kayu secang, mahoni, jambal dan indigo. Bahan pewarna alam tersebut didapat dari tanaman yang ditanam oleh KWT Jasmin.
Dalam memproduksi batik ibu-ibu saling berbagi tugas. Ada yang bertugas mencanting, mencolet, mewarnai dan nglorod atau merebus kain untuk menghilangkan lilin. Semuanya dilakukan dengan semangat kebersamaan.
Motif batik yang dibuat oleh Kelompok Batik Nologaten salah satunya adalah motif parijotho yang merupakan motif khas Kabupaten Sleman. Mereka berharap suatu saat nanti dapat menciptakan motif batik khas Nologaten.
Batik hasil karya ibu-ibu Kelompok Batik Nologaten sudah pernah ditampilkan dalam beberapa evet yang diselenggarakan oleh kelurahan, kecamatan maupun instansi. Diantaranya pernah ditampilkan dalam acara kirab hari jadi Kelurahan Caturtunggal beberapa waktu lalu. Dalam event tersebut para peserta kirab memakai batik hasil karya ibu-ibu Kelompok Batik Nologaten yang dipadukan dengan kostum karnival.
Produk batik karya Kelompok Batik Nologaten selama ini masih dipasarkan di lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta saja. Selain itu, jika ada orang tua dari luar Yogyakarta yang mengunjungi anaknya yang kos di daerah Nologaten mereka biasanya juga membeli batik karya ibu-ibu tersebut.
Kelompok Batik Nologaten menjual batik dengan harga yang relatif terjangkau, yakni mulai kisaran Rp.100.000,- hingga Rp.500.000,-. Tinggi rendahnya harga tergantung dari bahan, proses pencelupan warna dan juga motif. “Kalau batik kombinasi dicampur batik tulis itu nanti harganya bisa mahal,” kata Wahyu Hanani.
Batik Nologaten yang dibuat oleh ibu-ibu di Dusun Nologaten membuktikan bahwa ketrampilan membatik tidak harus dimiliki oleh keturunan pembatik. Namun siapa saja dapat menekuni dunia batik asalkan dilandasi semangat mau belajar, tekun, ulet dan sabar. Hal ini penting karena batik merupakan karya seni yang proses pembuatannya sangat membutuhkan ketekunan.
Hadirnya Kelompok Batik Nologaten turut meramaikan pasar batik di Yogyakarta. Para anggota Kelompok Batik Nologaten berharap agar batik Nologaten bisa semakin dikenal masyarakat dan makin banyak orderan. “Harapannya semoga tambah maju tambah juga orderannya dan banyak dikenal di masyarakat,” kata salah satu anggota Kelompok Batik Nologaten, Budi. (Rum) Sumber: Amazing Batik, kamis 05/07/2018)