Merti Dusun Glendongan Tambakbayan
Sleman, JOGJA TV| Kehidupan masyarakat Jawa akrab dengan symbol. Symbol dipakai sebagai sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu termasuk dalam mengungkapkan rasa puji syukur dan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat Jawa biasa menghadirkannya dalam bentuk upacara adat merti desa. Ini pula yang dilakukan oleh warga Dusun Glendongan, Tambakbayan, Catur Tunggal, Depok, Sleman. Setiap setahun sekali tepatnya pada tanggal 15 dzulhijah warga setempat menggelar acara merti dusun Glendongan. Dalam upacara ini warga mempersembahkan gunungan sebagai ungkapan syukur atas limpahan rejeki yang telah mereka terima.
Gunungan yang dipersembahan oleh warga Dusun Glendongan, Tambakbayan tidak hanya gunungan hasil bumi yang berupa sayuran dan buah-buahan tetapi mereka juga mempersembahkan gunungan ikan yang merupakan potensi yang ada di desa setempat.
Menurut Dukuh Tambakbayan, Widodo mayoritas warga Tambakbayan yang berada di sebelah timur merupakan petani ikan. Setiap perayaan merti dusun warga yang bermatapencaharian sebagai petani ikan di desa tersebut dengan sukarela menyumbangkan ikan hasil pertanian mereka. Sebanyak tujuh kuintal ikan terdiri dari nila, bawal, grascap dan lele mereka persembahkan untuk perayaan merti dusun tersebut. Desa Tambakbayan sendiri terdiri dari 3 dusun meliputi Tambakbayan, Glendongan dan Babarsari.
Perayaan Merti Dusun Glendongan Tambakbayan begitu meriah dengan hadirnya kirab gunungan, pertunjukan kesenian dan partisipan warga yang mengikuti kirab. Warga pun tampak antusias menyaksikan jalannya kirab beserta atraksi kesenian yang ditampilkan. Peserta kirab tidak hanya diikuti oleh warga asli Tambakbayan tetapi juga diramaikan oleh anak-anak kos yang tinggal di desa tersebut. “Anak-anak kos yang tinggal di sini terdiri dari beberapa suku, semuanya kami tampilkan dalam kirab budaya”, kata Widodo.
Ketua Panitia, H. Agus Santosa, SP, MSi. Mengatakan suguhan kesenian yang ditampilkan dalam kirab diantaranya pasukan berkuda, bergodo prajurit, tiga buah gunungan, dan partisipan dari potensi yang ada di masyarakat. Jalannya kirab makin meriah dengan hadirnya kesenian dari daerah lain yang ditampilkan oleh anak-anak kos. Hal ini menunjukkan kebhinekaan Indonesia. “Kita memberikan kesempatan kepada potensi anak-anak kos yang ada di sini tampil menunjukkan kebersatuan kita,” kata Agus Santosa.
Kirab tersebut menempuh jarak sekitar 1,5 KM dengan mengambil start dan finish di Balai Dusun Tambakbayan. Di sepanjang jalan yang dilalui kirab waga tampak antusias menyaksikannya. Event ini menjadi hiburan tersendiri bagi warga masyarakat setempat.
Seusai kirab warga kemudian berkumpul bersama di halaman Balai Dusun Tambakbayan. Mereka bersiap mengikuti rebutan gunungan . acara ini merupakan moment yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Mereka berdesak-desakan untuk bisa mengambil bagian dari gunungan. Rebutan gunungan menjadi satu bentuk ngalab berkah. Oleh karena itu bagi mereka yang berhasil mendapatkan bagian gunungan tentu sangat gembira. Dalam waktu sekejab gunungan tersebut habis direbut warga yang datang.
Setelah rebutan gunungan warga pun bersiap mengikuti pesta rakyat untuk makan bersama. Pesta rakyat ini merupakan wujud dari hasil penerimaan kos-kosan yang dimiliki oleh warga setempat. Apapun yang dimiliki oleh warga baik hasil bumi, hasil panen ikan maupun pendapatan penerimaan kos semuanya dikeluarkan oleh warga dalam perayaan merti dusun tersebut. Pesta rakyat ini merupakan bentuk shodaqoh warga untuk berbagi kebahagiaan bersama. Berbagai jenis masakan, terutama menu ikan disajikan dalam acara ini. Setiap warga yang datang dipersilahkan untuk makan. Acara pesta rakyat menjadi media untuk mempererat persaudaraan antar warga.
Sebagai puncak dari kegiatan merti dusun digelar wayang kulit semalam suntuk oleh dalang Ki Alfian Anggoro Mukti dengan lakon Wahyu Seto Kumolo.
Melalui upacara Merti Dusun Glendongan Tambakbayan warga masyarakat berharap agar di tahun-tahun mendatang Allah akan lebih banyak lagi mencurahkan kenikmatannya, baik berupa rejeki, kesehatan dan keselamatan. Sehingga seluruh warga desa akan mendapat kehidupan yang tata tentrem kerta raharja. (Rum) Sumber : Adiluhung, selasa 29/08/17)
Likes