Inovasi Canting Cap Dari Limbah Kertas
Sleman, JOGJA TV| Menjaga lingkungan hidup bebas dari sampah hingga tercapai zero waste menjadi issu penting untuk dikampanyekan ke masyarakat. Sebisa mungkin sampah diolah sedemikian rupa agar tidak sekedar berakhir di tempat pembuangan akhir. Upaya ini pula yang dilakukan oleh seorang seniman batik yang juga merupakan pemilik Omah Kreatif Dong Aji, Nurohmad. Dengan kreativitas yang dimiliki Nurohmad menciptakan canting cap dari bahan kertas bekas. Canting cap berbahan limbah kertas ini bentuknya kokoh dan awet digunakan bahkan dapat dipakai hingga 500 kali untuk membuat batik cap.
Kekaguman Nurohmad pada batik membuatnya berkomitmen untuk terus mentransfer ilmu batik yang dimilikinya kepada masyarakat. Dirinya pun kemudian membuka show room Omah Kreatif Dong Aji yang terletak di Dusun Sawit RT 02 Panggungharjo, Sewon, Bantul untuk memberikan ruang kepada orang-orang yang ingin belajar membatik. Selain memberikan kesempatan kursus membatik baik secara profit maupun non profit Nurohmad juga berinovasi membuat karya canting cap berbahan limbah kertas.
Canting cap dari limbah kertas diciptakan untuk memberikan alternative membuat batik secara lebih mudah sehingga orang tidak akan mengalami kesulitan seperti halnya ketika membuat batik tulis. Menurut Nurohmad, canting cap yang ia ciptakan bertujuan untuk menjaga batik sebagai pusaka dunia supaya batik menjadi lebih membumi di masyarakat.
Di Omah Kreatif Dong Aji Nurohmad mengedukasi masyarakat bahwa batik terdiri dari dua jenis yakni batik tulis dan batik cap. Sementara yang massif berkembang di era teknologi saat ini adalah printing bermotif batik yang bentuknya mirip dengan batik asli. Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dirinya mengenalkan batik tulis dan batik cap. Namun ketika orang merasa kesulitan untuk membatik tulis sebenarnya ada metode lain yang lebih mudah, yakni batik cap yang alatnya berhasil dibuat dari limbah kertas. Selain murah, canting cap dari limbah kertas juga aman digunakan dan yang lebih penting lagi alat ini ramah lingkungan.
Baginya batik sebagai pusaka dunia perlu dijaga dari segala lini. Hadirnya canting cap terjadi setelah revolusi industry dimana permintaan batik di pasaran makin meningkat. Pada tahun 1811 canting cap pertama kali diciptakan dari bahan kayu kemudian pada abad XIX tercipta canting cap dari bahan logam. Berikutnya di era teknologi ini lahir inovasi untuk menciptakan canting cap dari limbah kertas.
Canting cap berbahan limbah kertas ciptaan Nurohmad diharapkan akan dapat menarik minat masyarakat untuk lebih mencintai batik sehingga keberadaan pusaka dunia ini akan tetap eksis sampai kapan pun. Dengan alat buatan Nurohmad orang akan lebih mudah membatik sehingga tidak ada alasan lagi untuk meninggalkan batik. Harapannya ketika batik makin dicintai masyarakat maka tidak ada kekhawatiran bahwa predikat Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia akan tercabut. “Batik menghidupi kita oleh karenanya mari kita jaga kelestarian batik dari segala lini,” pungkasnya. (Rum) Sumber: Teras Jogja, senin 07/08/17).
Likes