Jogja Fashion Festival 2017 “Urban Wear” by APPMI #1
Sleman, JOGJA TV| Event Jogja Fashion Festival 2017 yang digelar selama 3 hari mulai 2-4 Maret 2017 di Plaza Ambarukmo benar-benar memukau para pecinta fashion dari Yogyakarta dan sekitarnya. Gelaran fashion show ini membuktikan bahwa Yogyakarta mampu menjadi barometer fashion di tingkat daerah maupun nasional. Pada sesi kali ini Jogja Fashion Festival mengangkat tema “Urban Wear” setelah sebelumnya mengangkat tema “Archipelago Parade”. Jogja Fashion Festival 2017 “Urban Wear” menampilkan karya-karya spektakuler dari para fashion designer yang tergabung dalam Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia—APPMI.
Sebanyak 13 fashion designer APPMI ambil bagian dalam Jogja Fashion Festival 2017 “Urban Wear”. Para fashion designer ini sudah tidak asing lagi dalam kancah fashion di Yogyakarta. Mereka antaralain Sugeng Waskito, Dewi Ranaya, Dewi Deeje, Firoh, Lusi Ekawati, Tedjo Laksono, Vitalia dan lain-lain. Karya busana yang mereka tampilkan sangat up to date sehingga bisa menjadi inspirasi bagi pecinta fashion dalam memilih model busana saat ini.
Dibuka oleh penampilan karya dari fashion designer Sugeng Waskito di bawah brand Gee Batik. Batik kontemporer dengan sentuhan motif poleng Bali adalah ciri khas dari Gee Batik. Melalui tangan kreatifnya sang perancang mengubah batik menjadi busana fashionable yang jauh dari kesan kuno.
Dewi Ranaya dengan brand Ranaya Batik menampilkan busana muslim batik dengan motif klasik kombinasi kontemporer. Busana muslim dengan material batik terlihat begitu anggun saat dikenakan.
Dewi Deeje dengan label deeJE Batik dalam fashion show tersebut mempersembahkan batik kontemporer yang dirancang menjadi busana muslim elegan.
Sementara itu, fashion designer Firoh dengan brand Agfir menampilkan busana casual dengan aksen lurik. Baju-baju ready to wear karya Firoh cocok dikenakan untuk acara santai. Detail lurik memberikan kesan bahwa kain tradisional dapat dieksplor menjadi sebuah karya yang up to date.
Lusi Ekawati dengan brand Benang Lusi juga mengeksplor kain tenun lurik. Jika dulu kain lurik identik dengan busana surjan dan kebaya untuk orang tua maka kini lurik dikreasikan menjadi baju-baju trendy kekinian.
Fashion designer Tedjo Laksono dengan label Classic mempersembahkan karya indah berupa dress pendek dengan potongan elegan. Baju-baju cantik ini dibuat dari material batik dengan motif kontemporer.
fashion designer Vitallia di bawah brand Batik Jinggar menampilkan batik kontemporer dengan nuansa merah. Melalui tangan kreatifnya Vitallia mengolah batik menjadi busana elegan dan kekinian.
Tak diragukan lagi warisan budaya leluhur berupa batik dan lurik merupakan karya sophiscated. Material ini selalu menjadi inspirasi bagi para fashion designer Indonesia dalam berkarya. (Rum)Sumber: Amazing Batik, kamis 06/04/17).
Likes